Kolom sentilun episode 1 : Kekuatan Media Komunikasi bagi Kemajuan Pemerintahan
Anak : “Bu, kemarin aku udah sms Pak bupati kok lewat FB juga udh ku share gambar nya, kalo jalan di samping rumah udah lama rusak, dan aku minta segera diperbaiki ? Ibu : “heh, km sms pak bupati sama EF BE AN nduk, nyuruh benerin jalan?”
Mungkin fenomena tersebut sudah jamak terjadi saat ini. Yah, masyarakat ber sms ria dengan Kepala daerah selaku Pemerintah Daerah, menanyakan ini itu, menyuruh ini itu, dan meminta ini itu. Bahkan tidak hanya lewat sms, daerah-daerah yang konsen dengan kekuatan media sosial pemerintah nya, membuka seluas-luasnya masyarakat untuk curhat sama “bapak” nya lewat media twitter, Facebook, maupun medsos lainnya. Tentu ini sinyal positif bahwa ke depan, pemerintah adalah milik masyarakat, semua harus transparan, jelas, dan responsif dalam menjalankan pemerintahan. Tidak ada lagi pemerintah yang menganggap dirinya kumpulan priyayi yang wajib disegani bahkan ditakuti oleh rakyat nya, sehingga bisa dilihat dahulu masyarakat sangat ogah bersentuhan dengan pemerintah apabila tidak bener-bener butuh sekali. Kini, rakyat tidak perlu lagi membuat surat berbahasa formal dan santun, cukup ambil gadget ketik, bebas akan menyentil dengan bahasa formal ataupun bahasa awam yang simple. Saya ambil contoh sms gateway yang dilucurkan oleh Pemkab Temanggung, salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Pemkab Temanggung telah memiliki program sms gathering, sehingga masyarakat dapat melaporkan segala permasalahan terkait kewenangan pemerintah daerah. SMS gathering merupakan wadah yang membuka masyarakat untuk berkomunikasi dengan pemerintah melalui saluran paling simpel, yaitu sms. Kasus di atas, sangat membantu kedua belah pihak baik bagi pemerintah karena lebih mudah membuka keran aspirasi dari bawah tanpa susah payah, maupun dari masyarakat yang mudah untuk menyampaikan semua buah pikirnya. Civil society akan dapat terwujud dimana rakyat peduli dengan pemerintahnya sehingga menjadi mercusuar pengawas yang dapat terus memacu pemerintah untuk terus berbenah.
Namun perlu diperhatikan, pemerintah yang membuat langkah positif tersebut, juga harus tetap meningkatkan responsibiltas mereka dalam me-reply semua keluhan dengan cepat dan tepat, sehingga masyarakat dengan momentum keantusias nya dengan peduli dengan dinamika dan permasalahan pemerintah yang terjadi, tidak lantas hilang selera melaporkan hal tersebut kembali, karena merasa hanya sebuah program tanpa pengelolaan yang baik. Dengan ini pemerintah serasa bisa hadir di setiap sendi permasalahan dan unek-unek mereka, bahkan di salah satu media sosial pemerintah di Kota Bandung, ada warga yang meminta dicarikan jodoh oleh pak walikota karena sudah lama menjomblo. Hehehe, so, why not ? “BNEB”.